welcome.....

selamat datang di blog saya

Kamis, 15 Oktober 2009

pengertian lensa

PENGERTIAN LENSA & SEJARAHNYA

Lensa atau kanta adalah sebuah alat untuk mengumpulkan atau menyebarkan cahaya, biasanya dibentuk dari sepotong gelas yang dibentuk. Alat sejenis digunakan dengan jenis lain dari radiasi elektromagnetik juga disebut lensa, misalnya, sebuah lensa gelombang mikro dapat dibuat dari "paraffin wax".
Lensa paling awal tercatat di Yunani Kuno, dengan sandiwara Aristophanes The Clouds (424 SM) menyebutkan sebuah gelas-pembakar (sebuah lensa konveks digunakan untuk memfokuskan cahaya matahari untuk menciptakan api).
Tulisan Pliny the Elder (23-79) juga menunjukan bahwa gelas-pembakar juga dikenal Kekaisaran Roma, dan disebut juga apa yang kemungkinan adalah sebuah penggunaan pertama dari lensa pembetul: Nero juga diketahui menonton gladiator melalui sebuah emerald berbentuk-konkave (kemungkinan untuk memperbaiki myopia).
Seneca the Younger (3 SM - 65) menjelaskan efek pembesaran dari sebuah gelas bulat yang diisi oleh air. Matematikawan muslim berkebangsaan Arab Alhazen (Abu Ali al-Hasan Ibn Al-Haitham), (965-1038) menulis teori optikal pertama dan utama yang menjelaskan bahwa lensa di mata manusia membentuk sebuah gambar di retina. Penyebaran penggunaan lensa tidak terjadi sampai penemuan kaca mata, mungkin di Italia pada 1280-an.

Lensa adalah alat yang terdiri dari beberapa cermin yang berfungsi mengubah benda menjadi bayangan, terbalik dan nyata. Lensa terletak di depan kamera. Ada beberpa jenis lensa. Lensa normal, lensa lebar (wide) dan lensa panjang atau biasa disebut dengan lensa tele.
Lensa normal berukuran fokus sepanjang 50 mm atau 55 mm untuk film berukuran 35 mm. Sudut pandang lensa ini hampir sama dengan sudut pandang mata manusia. Selain lensa lebar, ada juga lensa tele.
Lensa lebar bisanya mempunyai lebar fokusnya 16-24mm. Lensa ini cocok untuk mengambil gambar pemandangan.
Lensa tele adalah lensa yang memiliki focal length panjang. Lensa ini dapat digunakan untuk memperoleh ruang tajam yang pendek dan dapat menghasikan prespektif wajah yang mendekati aslinya. Lensa ini biaMengenal Lensa Kamera Digital
Filed under: Teknologi, Tutorial — hericz @ 12:26 am
Saat melihat hasil foto yang tajam dari sebuah kamera digital, biasanya orang akan bertanya “Wah,berapa megapixel nih?”. Pertanyaan ini cenderung slaah kaprah karena ukuran sensor tidak memiliki relevansi yang erat dengan ketajaman gambar. Bagian kamera yang sangat berpengaruh pada ketajaman hasil adalah lensanya. Sekedar info, resolusi televisi VCD hanya 320×240pixel (tepatnya 352×240 (NTSC) or 352×288 (PAL)), dan gambarnya bisa tajam bukan?.
Pada prinsipnya, lensa pada kamera digital dan kamera film sama saja. Hanya saja aku pengin menulis tentang kamera digital, lagipula kalau di judul ada kata ‘digital’ kesannya lebih keren gitu.

Panjang fokus
Tugas lensa adalah memproyeksikan obyek di depan lensa ke sensor pada kamera (pelajaran SMP), lha jarak dari pusat lensa ke titik fokusnya itu yang dimaksud panjang fokus, jarak fokus, atau focal length.
Terdapat 2 jenis panjang fokal lensa pada kamera digital: lensa tetap (fixed length), dan lensa zoom.
- Lensa tetap hanya memiliki satu panjang fokus, biasanya sekitar 6-7mm. Untuk mengenali kamera ini, biasanya tidak ada keterangan ‘optical zoom’.
- Lensa zoom memiliki mekanisme yang memungkinkan panjang fokusnya berubah-ubah. Pada umumnya panjang fokus berkisar dari 6-7mm sampai 18-28mm (yang lebih besar juga banyak).
Panjang fokal yang bisa berubah-ubah ini bisa diperoleh dengan menggunakan susunan lensa yang rumit. Pada kamera digital kelas konsumer, perubahan susunan lensa ini digerakkan oleh motor. Sedangkan pada kamera DSLR yang digunakan profesional, BISA digerakkan secara manual.
Susunan lensa ini akan memakan tempat yang cukup besar, oleh karena itu kamera digital dengan lensa zoom pada umumnya memiliki lensa yang menjulur kedepan. Semakin besar focal-length terbesarnya, semakin panjang pula moncong lensa. Moncong ini semakin panjang lagi jika kamera memiliki feature ‘Optical Image stabilizer’, dimana terdapat lensa tambahan yang dirancang untuk mengurangi efek akibat goncangan. Contoh kamera jenis ini adalah Canon PowerShot S2 IS (akhiran IS berarti Image Stabilizer).
Akan tetapi, beberapa model kamera digital dirancang stylish tipish dengan menyusun lensa ini secara vertikal, sejajar badan kamera. Cahaya masuk dibelokkan dengan prisma, dilewatkan susunan lensa yang berjajar vertikal, menuju sensor yang terdapat di dasar badan kamera. Dengan cara ini, kamera bisa begitu tipis, hingga cuma 1 cm saja. Walaupun berakibat terjadinya sedikit distorsi cahaya, kamera jenis ini cukup larish Manish. Contoh kamera ini adalah Sony seri T (T3, T5), dan Pentax WP5.

Sudut gambar
Penggunaan panjang fokus yang berbeda menimbulkan efek sudut pandang yang berbeda terhadap suatu obyek.
Lensa dengan fokus yang pendek sering disebut lensa lebar (wide lens), digunakan untuk pemotretan obyek yang luas. Sedangkan lensa panjang digunakan untuk memotret obyek yang lebih sempit, atau obyek yang jaraknya lebih jauh.
35mm Ekuivalen?
Di majalah atau situs panduan belanja seringkali dituliskan bilangan panjang fokus 35-105mm ekuivalen, padahal ketika dilihat pada spesifikasinya kamera cuma tertulis 6-18mm. Begini ceritanya:
Sudah bertahun-tahun lamanya orang menggunakan kamera film, ukuran film ada bermacam-macam, tapi yang paling dominan adalah film ukuran 35mm. Sehingga para tukang poto sudah terbiasa dengan efek yang dihasilkan untuk tiap-tiap panjang fokus. Misalnya, untuk memotret close-up digunakan panjang fokus 80-100mm,untuk mengambil gambar pemandangan dengan lensa lebar 28mm, dan seterusnya.
Sedangkan sekarang, ukuran sensor kamera digital (fisik, bukan megapixelnya) yang diproduksi berbeda-beda. Pada umumnya kamera kelas konsumer memiliki sensor yang lebih kecil (1/1.8 inch-1/2.5 inchi) dibanding kamera kelas prosumer, apalagi dibanding kamera profesional. Sensor berukuran sama dengan film 35mm disebut juga Full Frame Sensor, kamera model ini harganya bisa mencapai 80juta rupiah.
Perbedaan ukuran sensor ini menimbulkan perbedaan sudut gambar yang dihasilkan, walaupun dengan lensa dengan panjang fokus yang sama.
Untuk memudahkan konsumen membayangkan bagaimana sudut gambar yang bisa dihasilkan, produsen biasanya menyertakan bilangan ekuivalen jika dibandingkan dengan kamera 35mm.
Jadi jangan heran kalau ada kamera dengan tulisan pada lensa :6-18mm, tapi dituliskan 36-108mm, ini maksudnya angka ekivalensi dibanding lensa 35mm.

Optical Zoom
Selain ukuran megapixel sensor, optical zoom paling sering muncul di spek kamera digital. Optical zoom adalah perbandingan antara panjang fokus terjauh dibanding panjang fokus terdekat. Misal, lensa 35-105mm (ekv) berarti memiliki 3x (105/35) optical zoom.

Faktor lain
Selain lensa, faktor yang mempengaruhi kualitas hasi pemotretan adalah kualitas sensor, dan tentu saja the man behind the lens yang memegang kendali atas pengaturan diafragma (aperture), pencahayaan, kecepatan rana (shutter speed), dan komposisi. sanya berukuran 85mm, 135mm dan 200mm.
f-stop:....1.8.......2.8...........4.........5.6...............8.............11
ISO:.......100.......200........400......800............1600........3200
Shutter:.1/15th...1/30th..1/60th.1/125th....1/250th.....1/500th

F-stop
Pada umunya, lensa sudah memiliki mekanis untuk melakukan fokus dan pengaturan aperture atau bukaan diafragma. Bahkan untuk kamera DSLR sekalipun, lensa bias diatur secara otomatis maupun manual. “f-stop” atau biasanya ditanai dengan huruf “f” kecil, mengindikasikan bukaan diafragma. F-stop adalah diameter aperture dibagi dengan ukuran yang tertera pada lensa. Misalnya f8, artinya aperture atau bukaannya adalah 1/8. Semakin kecil f-nya (angkanya semakin besar), maka semakin sedikit cahaya yang masuk, begitu juga sebaliknya. Arti “stop” di sini adalah tingkatan bukaan yang setiap tingkatnya adalah dua kali penerimaan cahaya. Sebagai contoh pada “f” pertama adalah “n” cahaya, pada “f” kedua adalah “2^n” cahaya, jadi dari “f” pertama ke “f” kedua adalah satu stop.
Pada saat membeli lensa, umumnya kedua hal tersebut akan menjadi perhatian utama, sehingga Anda bisa menentukan kebutuhan lensa yang cocok.
Berganti dari kamera analog 35mm menjadi kamera digital 35mm (sering disebut kamera full frame) tentu saja akan terasa lebih alami dibandingkan berganti dari 35mm ke APS. Contohnya, jika anda terbiasa dengan perspektif dan karakteristik depth of field (DoF) lensa 50mm pada kamera analog yang menggunakan film 35mm, anda akan mendapatkan hasil yang sama jika menggunakan kamera digital yang memiliki sensor 35mm. Namun, hasil yang berbeda akan diperoleh jika anda memasang lensa 50mm ke kamera dengan sensor APS. Perspektif yang anda dapat akan terpotong banyak (cropped). Gambar berikut memberikan contoh tentang bagaimana tampilan gambar pada kamera full frame dan kamera APS yang sama-sama menggunakan lensa 50mm.
Namun anda dapat menggunakan lensa 35mm dan bukan 50mm pada APS kamera jika ingin mendapatkan tampilan perspektif yang sama, karena 1.6 x 35mm = 56mm. Namun masalah yang akan anda hadapi adalah anda akan mendapatkan depth of field lensa 35mm, bukan lensa 50mm. Dengan kata lain, anda tidak akan bisa mendapatkan background blur (bokeh) yang sama dengan lensa 50mm yang dipasang bada body kamera 35mm (full frame). Background blur yang anda mendapatkan akanberkurang karena focal length yang lebih pendek memiliki depth of field yang lebih dalam dibandingkan focal length yang lebih panjang. Kondisi ini memerlukan banyak latihan, karena banyak orang yang tidak berhasil mendapatkan depth of field yang cukup dangkal ataupun background blur (bokeh) yang cantik yang biasa mereka dapatkan ketika menggunakan body kamera 35mm.
Kelebihan lain dari sensor 35mm adalah bahwa anda tidak akan mendapatkan banyak noise. Sensor 35mm jauh lebih besar dibandingkan sensor APS sehingga anda memiliki piksel yang lebih besar pada sensor tersebut. Dan karena sensor yang lebih besar ini mampu menangkap lebihbanyak cahaya, maka mereka menjadi lebih mampu menghasilkan gambar yang tidak terlalu banyak noise. Sensor yang lebih kecil biasanya memiliki piksel yang lebih kecil pula, yang menangkap sedikit cahaya, sehingga membutuhkan perbesaran sinyal pada setiap lokasi piksel dan mengakibatkan banyak noise. Oleh karena itu 12MP (megapixel) pada sensor 35mm akan menghasilkan lebih sedikit noise daripada 12MP pada sensor APS. Meskipun misalnya 40D memiliki resolusi 10MP, namun besaran pikselnya masih lebih kecil dibandingkan dengan 5D, yang berarti bahwa gambar yang dihasilkan akan lebih banyak noise. Pada penggunaan ISO rendah, mungkin tidak terlihat perbedaan yang siginifikan, tetapi pada penggunaan ISO tinggi akan sangat jelas perbedaannya. Dan tidak saja 5D menghasilkan sedikit noise, resolusi yang dihasilkan pun lebih bagus. Tetapi anda juga harus mempertimbangkan hal tersebut, bahwa apakah anda menggunakan 40D atau 5D, kualitas yang akan anda dapatkan pada ISO tinggi masih jauh lebih bagus daripada yang akan anda dapatkan menggunakan film ISO tinggi. Jadi, kemungkinan besar, anda akan jauh lebih merasa senang dengan kualitas gambar dengan ISO tinggi yang anda dapat dari 40D dan bahkan akan jauh merasa lebih senang lagi dengan kualitas gambar dengan ISO tinggi yang anda dapatkan dari 5D.
Lagipula, tidak saja 5D memberikan lebih sedikit noise, ia juga memiliki 12MP dibandingkan dengan 10MP pada 40D. Jika anda ingin mencetak ukuran besar, maka tambahan megapiksel ini akan menguntungkan.
Jika anda juga terbiasa dengan viewfinder yang besar pada body kamera film 35mm, melihat melalui viewfinder kamera APS mungkin akan terasa aneh pada pertama kalinya. Viewfinder pada kamera APS, meski dengan perbesaran beberapa kali, masih akan tetap lebih kecil dibandingkan dengan viewfinder kamera 35mm. Ini dikareanakan sensor APS jauh lebih kecil dibandingkan sensor 35mm.
Banyak orang cukup senang menggunakan body kamera APS. Banyak juga orang yang senang menggunakan body kamera full frame (FF). Kalau uang bukan masalah, memiliki kedua jenis kamera (APS dan Full Frame) bisa menjadi pilihan yang tepat.

2 komentar: